Tuesday, October 4, 2011

Apakah ada yang aneh dan salah ???

"Apakah aku yang salah?" gumam hati Pipit kecil sebelah kanan.
"Apanya yang salah?" tanya hati Pipit yang sebelah kiri tidak paham.
"Perhatikanlah sekelilingmu, dunia seperti terbolak-balik, sesuatu yang sudah semestinya dan seharusnya malah diolok-olok, perilaku berubah terhadap yang lebih baik malah dijadikan ghibah, sementara perilaku tidak mengenakan malah menjadi hal-hal yang biasa." jawab hati Pipit sebelah kanan.

Hati sebelah kiri tetap tidak mengerti mengapa hati sebelah kanan berpikiran seperti itu, akhirnya hati sebelah kanan berkata," cobalah kau ingat-ingat sendiri, waktu itu menjelang Magrib, Pipit sholat ke Masjid, mengenakan gamis dan jilbab secara sempurna Jika kau ingat, maka ceritakan apa yang kau alami."

Hati sebelah kiri memasuki ingatan beberapa hari lalu, yaitu menjelang masuk waktu Magrib, pergilah si Pipit kecil dengan mengenakan gamis dan jilbab menjulur secara sempurna, lalu berjalan menuju Masjid yang berjarak sekitar 300 meter. Baru setengah perjalanan, Pipit kecil berpapasan dengan seorang Ibu setengah baya yang sedang duduk-duduk petang hari bersama dengan beberapa Ibu-ibu lain.
" Aduh, tumben nih rapi banget, kayak Ustadzah aja. Mau kemana sii?".

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena si Pipit sudah kenal mereka sejak tinggal di sekitar daerah tersebut. Tapi ketika dikaitkan dengan perkataan "Ustadzah" tadi, hmmm menjadi sesuatu yang lain rasanya...

Hati sebelah kiri langsung berbisik kepada hati sebelah kanan, " Kenapa perempuan hendak ke Masjid dengan gamis rapi dan jilbab panjang dibilang "tumben?". Kenapa juga ditambah-tambah dengan gelar "Ustadzah?". Kenapa justru yang duduk-duduk menjelang Magrib, di tengah kumandang azan Maghrib menjadi hal yang biasa-biasa saja?"  Kenapa mereka malah mengolok-olok si Pipit dengan kata sindiran paradoks itu?"'

Hati sebelah kanan hanya tersenyum. "Oh, masih banyak lagi keanehan lain di sekitarmu."

"Keanehan-keanehan?"

Hati sebelah kiri si Pipit kecil teringat, pengalaman terbaru di malam Senin baru lalu, saat dia mengantri di stand kasir suatu super market kecil di Palmerah. Tiba-tiba saja, para pengunjung dikagetkan oleh suara deguman ke lantai, ternyata seorang anak lelaki berusia sekitar 10-11 tahun terjatuh, entah karena lantai yang licin atau karena beban keranjang belanjaan yang berat yang sedang dibawanya itu. Kontan saja, sang Ibu menyumpahi sang anak yang nyengir menahan kesakitan, lalu... olala... dilanjutkan oleh pukulan dan cubitan bertubi-tubi dari sang Ayah.

Demi melihat kejadian itu, si Pipit kecil spontan langsung berteriak, "Jangan dipukul!, jangan dipukul! kasian pak, apalagi dia jatuh karena tidak sengaja."

Respon yang didapat sungguh sangat diluar dugaan si Pipit, yaitu hardikan keras dari sang Ayah anak itu, "Jangan ikut campur!. Ini urusan keluargaku, emang kamu siapa!!?

Ternyata dia tidak berhenti sampai di situ, dia masih menyumpah-nyumpah, "Mau aku apakan juga dia anakku, kok kamu berani-beraninya ikut campur!!!." Wah, wah kumisnya yang lebat semakin menumpuk dan menebal seperti ulat bulu sedang bertengger diatas bibir bawel itu. "Jangan liat-liat!" tambahnya. "Awas klo liat ke sini!!."

Uuppps...  si Pipit pun berkata dalam hati, "Geer banget".
Seorang Ibu di sebelah si Pipit berbisik kepada Pipit, "Jangan diladeni..."

Sungguh kasian anak itu... salahkah jika menegur sesuatu kezaliman yang sangat tidak beralasan untuk dilakukan? apalagi terhadap seorang anak kecil. Jika berbicara masalah mapping, maka mapping sang Ayah saat itu adalah "Jika tidak dipukul, sang anak akan makin kurang ajar". Mapping sang Ibu yang diam saja melihat kejadian itu adalah, "Udah biasa...". Mapping pengunjung sekitar yang asyik menonton adalah, "Emang gue pikirin." Nah, mapping si Pipit adalah, "Itu KDRT!".

Anak tidak pernah minta untuk dilahirkan dan anak tidak bisa memilih Orangtua yang dia kehendaki. Anak hanya mengerti bahwa Orangtua adalah pelindung, pemberi rasa aman dan pemberi rizqi untuk nya. Padahal dibalik itu semua ada Zat yang Maha Perkasa, zat Maha Pelindung dan Zat yang Maha Pemberi Rizqi.

Jangan merasa aneh, salah dan takut jika ingin menyampaikan nasihat, hadist atau ayat-ayat Al Quran, karena itu adalag sebagian tanggung jawab kita untuk amar ma'ruf nahi munkar. Lihatlah apa yang disampaikan dan jangan  melihat siapa yang menyampaikan.

"Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.”  (HR Muslim no. 145).

Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api..."  (HR Abu Dawud, dengan sanad hasan)

No comments:

Post a Comment