Monday, October 24, 2011

NIRMANA

Pengertian Nirmana Dalam Konsep Desain

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna.
Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.

Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
Ruang Kosong (White Space)

Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.
Kejelasan (Clarity)

Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.
Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.


Emphasis (Point of Interest)

Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.


Prinsip – prinsip dasar seni rupa
Kesatuan (Unity)


Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.

Keseimbangan (Balance)

Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.


Proporsi (Proportion)

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.


Irama (Rhythm)

Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.


Dominasi (Domination)

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
Nirmana
Unsur Rupa Garis

Sebagai unsur visual, garis memiliki pengertian:

1. Tanda atau markah yang memanjang yang membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah.

2. Batas suatu bidang atau permukaan, bentuk, atau warna.

3. Sifat atau kualitas yang melekat pada objek lanjar/memanjang.

Dalam pengertian yang pertama, garis merupakan garis grafis (berbentuk gambar) dan benar-benar nyata, bersifat konkret. Contohnya adalah garis yang terbentuk karena goresan tinta, spidol, pensil, kapur, cat dan lain-lain. Garis yang konkret atau nyata, bentuk dan penampilannya dapat bermacam-macam, tergantung alat yang digunakan dan permukaan yang menerimanya. Ia dapat berpenampilan halus dan rata, bergerigi, berbonggol, terputus-putus, berpangkal dan berujung tumpul atau runcing dan sebagainya.

Dalam pengertian yang kedua dan ketiga, garis lebih bersifat konsep, karena hanya dapat dirasakan keberadaannya. Misalnya garis yang dapat kita rasakan karena pertemuan dua buah permukaan atau bidang warna, batas keliling suatu bentuk, atau sifat memanjang pada seutas tali, kawat, jeruji dan sebagainya.

Karakteristik utama sebuah garis adalah dimensi memanjangnya, meski pada garis pendek dan memiliki ketebalan seklipun. Dimensi lebar dan ketebalannya umumnya tidak terlalu diperhitungkan dibandingkan dengan dimensi panjangnya. Sekalipun garis dapat ditampilkan tebal atau tipis, panjang atau pendek, pada dasarnya ukuran garis adalah nisbi, karena bergantung pada arah, kedudukan, dan dalam hubungan dengan unsur-unsur lainnya. Potensi garis yang menonjol ialah dapat menyarankan massa bentuk, menyatakan irama dan gerakan-gerakan, serta membentuk kontur, yakni garis tepi yang mengelilingi bentuk.

Ditinjau dari segi jenisnya, terdapat garis lurus, garis lengkung, dan garis tekuk atau zigzag. Garis lurus berkesan tegas dan lancar, memiliki arah yang jelas ke arah pangkal atau ujungnya. Garis lengkung, baik lengkung tunggal maupun lengkung ganda berkesan lembut, kewanitaan, dan luwes, seakan bergerak lamban, berkelok arahnya. Garis tekuk atau zigzag seakan bergerak meliuk-liuk berganti arah atau tak menentu arahnya. Penampilannya membentuk sudut-sudut atau tikungan-tikungan yang tajam, terkadang terkesan tegar dan tegang.

Dari segi arah, dikenal garis tegak, garis datar, dan garis serong. Garis tegak penampilannya berkesan kokoh, memilki vitalitas yang kuat. Garis datar memilki kesan tenang dan mantap, meluas, sedangkan garis serong atau miring berkesan limbung, goyah, bergerak, dan giat.

Dengan demikian, garis memiliki kesan atau sifat yang berbeda-beda,bergantung pada arah dan jenis serta dimensinya. Selain itu sifat garis dapat ditentukan oleh alat dan bahan yang digunakan, permukaan tempat garis itu diciptakan, dan karakter pembuat garis yang bersangkutan.


Unsur Rupa Raut

Istilah raut dipakai untuk menterjemahkan kata shape, dalam bahasa Inggris. Istilah itu sering dipadankan dan dikacaukan dengan kata bangun, bidang, atau bentuk. Dalam kamus, bangun berarti bentuk, rupa, wajah, perawakan. Selain itu juga berarti bangkit, berdiri, dan struktur atau susunan. Sedangkan kata bidang berarti permukaan rata dan tentu batasnya.

Bidang hanya mengandung pengertian luas, karena itu dipahami sebagai sesuatu yang pipih, sedangkan kata raut atau bangun dapat pula menunjuk pada sesuatu yang menggumpal, padat, dan sintal. Istilah bentuk (Inggris: form), dalam seni rupa dipakai sebagai istilah yang memiliki pengertian keseluruhan unsur-unsur yang membangun terjadinya bentuk itu sehingga terwujud. Bentuk dapat dikenali dari berbagai segi. Dari ukuran dan corak permukaannya, garisnya, warnanya, rautnya, dan lain-lain.

Unsur rupa raut adalah pengenal bentuk yang utama. Sebuah bentuk dapat dikenal dari rautnya, apakah sebagai bangun yang pipih, datar, menggumpal, padat, berongga atau bervolume, lonjong, bulat, persegi dan sebagainya. Raut dapat ditampilkan dengan kontur.

Dengan demikian, raut dapat dipandang sebagai perwujudan yang dikelilingi oleh kontur, baik untuk menyatakan sesuatu yang pipih dan datar, seperti pada bidang, maupun yang padat bervolume, seperti pada gumpal atau gempal (mass). Tetapi raut juga dapat terbentuk oleh sapuan-sapuan bidang warna.

Dari segi perwujudannya, raut dapat dibedakan menjadi:Raut geometris
Raut Organis
Raut bersudut banyak
Raut tak beraturan

Raut geometris adalah raut yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang mekanis,seperti bangun-bangun yang terdapat dalam geometri atau ilmu ukur. Raut geometris yang terpokok adalah lingkaran, persegi, dan segitiga. Raut organis atau biomorfis, adalah raut yang bertepi lengkung bebas, sedangkan raut bersudut banyak memiliki banyak sudut, berkontur garis zigzag. Raut tak beraturan merupakan raut yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung tak beraturan boleh jadi karena tarikan tangan bebas, terjadi secara kebetulan, atau melalui proses khusus yang mungkin sulit dikendalikan, misalnya raut yang terbentuk karena tumpahan tinta, atau spuan bebas suatu warna.

Sebagaimana halnya dengan garis, raut memiliki dimensi, warna, arah, dan sifat permukaan. Dimensi terkecil sebuah raut akan tampak sebagai noktah atau titik dalam bidang gambar. Sementara warnanya dapat mempengaruhi kesan besaran raut. Selanjutnya, arah atau kedudukan raut dalam bidang gambar dapat tegak, miring, atau mendatar. Letaknya dapat di tengah, pinggir kanan atau kiri, di atas atau di bawah dalam ruang gambar. Bagian ruang gambar yang ditempati raut disebut raut negatif, sedangkan rautnya sendiri merupakan raut positif. Raut dapat berwarna, polos, atau bercorak.

Setiap jenis raut memiliki karakter dan kesan masing-masing. Raut lingkaran berkesan diam memusat. Raut persegi berkarakter tenamg, tampil utuh dan stabil, jika bertumpu pada salah satu sisinya. Raut segitiga tampak terarah, dinamis, terlebih jika tidak bertumpu pada sisinya. Secara umum raut-raut geometris memberi kesan tegas, formal, dan mekanis. Sedangkan raut organis berkarakter lunak, lembek, lentur, dan bergerak bebas, seakan memberi kesan pertumbuhan.

Unsur Rupa Warna


Warna ialah kualitas rupa yang membedakan kedua obyek atau bentuk yang identik raut, ukuran , dan nilai gelap terangya. Warna berkaitan langsung dengan perasaan dan emosi, karena itu warna menjadi unsur penting dalam ungkapan seni rupa dan desain. Melalui bentuk kita dapat mengenali warna, sebaliknya kita mengenali bentuk dengan warna.

Warna yang kita cerap, sangat ditentukan oleh adanya pancaran cahaya. Warna benda-benda yang kita lihat sesungguhnya adalah pantula dari cahaya yang menimpanya, karena warna merupakan unsur cahaya. Warna yang bersumber dari cahaya disebut warna aditif. Contohnya adalah warna-wana yang dipancarkan oleh televisi dan sign lamp. Sedangkan warna-warna pada benda, dedaunan, tekstil, lukisan atau cat termasukwarna pigmen, yakni butiran-butiran halus pada warna. Warna –warna pigmen disebut warna subtraktif. Warna subtraktif ada yang bersifat bening (transparent), dan buram atau kedap (opaque) atau semu bening (semi transparent).

Warna, apakah sebagai warna cahaya maupun warna pigmen, telah banyak dikaji oleh para ahli dalam berbagai bidang ilmu. Di anataranya dalam Fisika, Kimia, Psikologi serta dalam Seni Rupa dan Desain. Tokoh-tokoh misalnya Newton, Maxwell, Goethe, Chevreul, Ives, Munsell, dan Josef Albers, terkenal sebagai pengkaji warna dengan berbagai teori yang diajukan.

Teori warna yang disusun berdasarkan kajian terhadap warna cahaya, dipelopori oleh Isac Newton (abad ke-17) dalam bidang Fisika, yang mengenalkan tujuh warna spektrum, sebagaimana pada warna bianglala. Herman von Helmholtz dan James Clerk Maxwell pada sekitar tahun 1790 mengemukakan teori warna pertama kali yang didasarkan pada teori warna cahaya. Warna-warna pokok warna cahaya adalah merah, hijau, dan biru. Warna-warna pokok disebut warna primer, yakni warna yang bebas dari unsur warna lain. Hasil percampurannya disebut warna sekunder, yakni warna kedua, dan warna tersier, yakni warna ketiga sebagai hasil percampuran yang mengandung ketiga warna pokok.

Tokoh-tokoh yang mempelajari warna pigmen antara lain ialah Le Blond (1731), Johann Wolfgang von Goethe (1810), M.E. Chevreul (1839), dan Charless Blanc (1873). Mereka umumnya mengemukakan tiga warna pokok (primer) yakni merah, kuning , dan biru. Goethe menempatkan ketiga warna pokok ini ke dala segitiga warna, Chevreul ke dalam lingkaran warna. Segitiga warna ialah sistem susunan warna berbentuk segitiga yang menggambarkan ketiga warna primer dan campurannya menjadi warna sekunder dan tersier. Lingkaran warna atau roda warna merupakan sistem susunan warna yang menggambarkan penempatan dan urutan warna-warna di sekeliling lingkaran , dengan warna-warna primer, sekunder dan warna-warna selang, (intermediate colour), yakni warna-warna di antara warna primer dan sekunder. Warna-warna yang mengandung rona merah, jingga dan kuning pada belahan lingkaran warnadisebut kelompok warna panas (warm colour), sedangkan warna-warna yang mengandung rona biru, hijau dan ungu di belahan lainnya disebut warna dingin (cool colour). Sepasang warna yang berhadapan dalam lingkaran warna merupakan warna pelengkap atau warna komplementer (complementary colour).

Charles Blanc mengajukan teori lingkaran warna yang berbentuk bintang segienam, yang kemudian berpengaruh pada seniman-seniman lukis impresionis kala itu. Tokoh yang berikutnya ialah Herbert E Ives (1900-an) yang menemukan sistem pencampuran warna. Ia mendapatkan bahwa warna merah sebenarnya dapat dibentuk dari campuran magenta (merah dewangga) dengan kuning; sedangkan warna biru dari campuran cyan atau biru turquoise dengan magenta. Oleh karena itu yang menjadi warna primer adalah magenta kuning dan cyan, bukan merah, kuning dan biru.

Michel Jacobs (1923) disamping mengembangkan teori warna berdasar pada merah, hijau, dan ungu, ia juga mengenalkan percampuran visual atau percampuran optik, sebagaimana warna yang muncul dan tampak yang terjadi dari pendampingan bintik-bintik warna pada sistem cetak sparasi warna, atau pada lukisan pointilisme, selain percampuran fisik warna, seperti warna hijau yang terjadi karena percampuran warna kuning dan biru.

Ewald Hering (1870) menetapkan bahwa merah, hijau, kuning, dan biru tertentu merupakan warna tersendiri yang tidak ada hubungan campuran antara satu dengan yang lain. Warna-warna tersebut diperkirakan sampai lebih dulu ke mata kita (akibat gelombang cahaya yang ditangkap oleh mata) dan karena itu tampak lebih mencolok di samping warna-warna yang lain. Sejak itu para psikolog menerima lingkaran atau segiempat warna dengan 4 warna utama tersebut

Albert H. Munsell (189 mengemukakan 5 warna yang memiliki kedudukan sama sebagai warna utama, yakni merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Lingkaran warna yang disusunnya terdiri dari sepuluh warna, lima warna diantaranya sebagai intermediate colour, yakni merah-kuning, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, dan merah-ungu. Selama ini hitam dan putih belum disebut-sebut dalam kajian terhadap warna. Dalam teori warna cahaya, hitam dan putih tidak digolongkan (akromatik), karena hitam menunjukkan tidak adanya cahaya (gelap), sedangkan putih adalah terang, sebagai persilangan semua warna cahaya (ingat lingkaran warna dan penguraian cahaya matahari melalui kaca prisma yang dilakukan oleh Newton). Dalam teori warna pigmen, hitam dan putih serta abu-abu sebagai percampurannya disebut warna netral. Bagaimanapun hitam dan putih serta abu-abu sebagai warna akromatik ataupun warna netral, memiliki hubungan dengan warna-warna Tetapi yang menarik dari apa yang dikemukakan Munsell ialah mengenai dimensi warna. Dimensi warna yang dikemukakan oleh Munsell yakni: hue, value dan chrome. Hue ialah rona, yakni jenis dan nama warna. Kesepuluh jenis warna pada lingkaran warna Munsell adalah rona warna. Value menunjuk pada nilai gelap terangnya warna, dan akibat hubungan warna hitam dengan warna putih. Warna-warna yang menjadi terang dan memucat karena campuran putih, misalnya merah dadu, kuning gading, disebut tint; kemudian warna-warna redup dan gelap dari campuran suatu warna dengan hitam disebut shade, sedangkan campuran rona warna dengan abu-abu yang menjadi warna-warna kusam dan redup disebut tone. Munsell membagi value menjadi sebelas tingkat, dari hitam sampai putih. Dimensi ketiga yakni chrome atau disebut juga intensity, menunjuk pada cerah kusamnya warna karna daya pancar suatu warna. Warna-warna dengan intensitas penuh tampak sangat mencolok, seperti pada warna-warna fluerescent.

Jika Munsell mendasarkan sistem warnanya pada hue, value, dan intensity, Wilhem Ostwald (1916) membuat system notasi warna berdasarkan hue, hitam dan putih. Diagram warnanya berbentuk setangkup kerucut. Kutub atas (puncak kerucut atas) untuk putih, dan kutub bawah (puncak kerucut bawah) untuk hitam. Value dibagi menjadi 8 tingkat, kemudian hue terdiri atas 24 warna, yakni kuning, oranye, merah, ungu, biru, biru turqoise, hijau laut, dan hijau daun, serat warna-warna campuran yang menjadi warna selangnya, tertata mengelilingi pertemuan dasar kerucut di tengah bagai katulistiwa. Sistem Munsell juga dapat disusun sebagai bola warna.

Sesungguhnya orang Jawa dan Bali juga memiliki ”sistem warna” yang didasarkan pada konsepsinya tentang warna. Sistem warna Jawa sesuai dengan konsep mancapat, yang menempatkan catur warna, yakni hitam, putih, merah, dan kuning dalam diagram mata angin utara, timur, selatan, dan barat sebagai warna utama. Di Bali dengan konsep nawasanga, dilengkapi dengan biru, merah dadu, jingga, dan hijau, berturut-turut sebagai warna antara di penjuru timur laut, tenggara, barat daya, dan barat laut.

Perbedaan budaya dapat mempengaruhi penafsiran dan perlambangan terhadap warna.Tetapi tes-tes psikologi tentang warna telah dilaporkan mengungkapkan berbagai kecenderungan. Secara psikologis warna-warna membangkitkan perasaan dan kesan tertentu, sesuai dengan sifatnya. Misalnya merah membangkitkan suasana dan rasa bergairah, aktif, dan gaya. Kuning berkesan menghangatkan, riang. Hijau menyarankan keteduhan, kesuburan, dan ketenangan. Ungu menimbulkan kesan keagungan, kemegahan. Biru berkesan tenang berwibawa, putih berasosiasi dengan kesucian dan kemurnian, hitam menyatakan berkabung, keabadian dan murung.

Unsur Rupa Tekstur


Tekstur (texture) atau barik, ialah sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras dan sebagainya. Setiap material atau bahan memiliki teksturnya masing-masing. Permukaan kulit kayu, batu atau marmer, kaca, tekstil, anayam bambu, dan lain-lain memiliki tekstur masing-masing yang khusus.

Kesan tekstur dicerap baik melalui indera penglihatan maupun rabaan. Atas dasar itu, tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur visual dan tekstur taktil. Tekstur visual merupakan jenis tekstur yang dicerap oleh penglihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengalaman raba. Tekstur visual hanya pada bentuk dwimatra. Dan terdiri atas tiga macam, yakni:
1. Tekstur hias

2. Tekstur spontan

3. Tekstur mekanis

Tekstur hias merupakan tekstur yang menghiasi permukaan bidang dan merupakan isian tambahan yang dapat dibuang tanpa menghilangkan identitas bidangnya. Isian tambahan yang menghiasi itu dapat berupa titik-titik yang ditebarkan atau arsir garis rapat-rapat, atau motif-motif lain, pada seluruh permukaan sebuah bidang atau raut. Jadi, jikakemudian arsir yang merupakan isian tambahan itu dibuang, bentuk bidang tetap ada, polos seperti semula.

Tekstur spontan ialah jenis tekstur yang dihasilkan sebagai bagian dari proses penciptaan, sehingga meninggalkan jejak-jejak yang terjadi secara serta merta (spontan), akibat dari penggunaan alat, bahan, dan teknik-teknik tertentu. Tekstur spontan dihasilkan sekaligus dengan bentuk rautnya. Jadi, dalam hal ini antara tekstur dan bentuk raut tak dapat dipisahkan. Jika bentuk raut dihilangkan, teksturnya akan hilang, demikian sebaliknya. Untuk menciptakan tekstur spontan, dapat dilakukan melalui proses menggores, memerciki, melumuri, menggarut, mengerok cat pada permukaan yang digambari atau dilukisi.

Tekstur mekanis merupakan tekstur yang diperoleh dengan menggunakan sarana mekanis. Yang dimaksud bukan tekstur yang dibuat dengan alat-alat gambar mistar, melainkan misalnya pada tekstur yang dihasilkan oleh butir-butir raster pada karya cetak, lettra-tones, maupun pada lukisan komputer.

Tekstur taktil merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan cara melihatnya, tetapi juga dengan rabaan tangan. Kesan yang dapat dirasakan timbul karena permukaan bahan yang beragam. Misalnya kita dapat merasakan perbedaan kesan rabaan antara kain beludru dengan karung goni. Tidak selamanya kesan yang ditimbulkan oleh suatu tekstur memperoleh hasil yang sama bila dilihat dan diraba. Adakalanya sebuah tekstur nampak halus jika dilihat dengan mata, tetapi berkesan kasar apabila diraba, demikian pula sebaliknya. Atas dasar itu kemudian dibedakan antar tekstur nyata dengan tekstur semu. Tekstur nyata atau disebut juga tekstur aktual menunjukkan adanya kesamaan antara kesan yang diperoleh dari hasil penglihatan dan rabaan.

Sebagai salah satu unsur rupa, tekstur dipilih oleh perupa atau perancang sebagai bentuk ungkapan, baik tekstur alami, tekstur alami terubah, maupun tekstur buatan dan hasil teknologi. Setiap bahan dapat diolah dengan cara khusus sehingga diperoleh tekstur baru. Misalnya pada papan kayu yang diukir, permukaan logam yang dipukuli dengan palu, rekatan kain atau kertas yang berkerut pada triplek, kain kanvas yang ditaburi pasir, dan sebagainya. Terpaan cahaya pada permukaan seringkali mempertegas tekstur taktil dan menampilkan daya tarik tersendiri. Setiap penampilan tekstur menyiratkan sifatnya masing-masing. Ia bisa lembut, kasar, mewah, kusam, keras, lunak, dan lain-lain.


Unsur Rupa Gelap Terang

Unsur rupa gelap terang juga disebut nada. Ada pula yang menyebutnya unsur rupa cahaya. Cahaya yang berasal dari matahari selalu berubah-ubah derajat intensitasnya, maupun sudut jatuhnya. Cahaya menghasilkan bayangan dengan keanekaragaman kepekatannya, serta menerpa pada bagian benda-benda sehingga tampak terang. Ungkapan gelap terang sebagai hubungan pencahayaan dengan bayangan dinyatakan dengan gradasi mulai dari yang paling putih untuk menyatakan yang sangat terang sampai yang paling hitam untuk menyatakan sangat gelap.

Dalam hubungannya dengan warna, sesungguhnya unsur rupa gelap terang telah terkait pada dimensi value. Banyaknya tingkatan dari yang paling terang dari yang putih sampai pada yang hitam gelap sesungguhnya amat relative bahkan mungkin tak terhitung. Hal ini sangat bergantung pada intensitas cahaya dan warna objeknya. Telah disinggung di muka, bahwa Munsell telah membagi tingkat-tingkat gelap terang menjadi 11 tingkat. Tingkat yang terendah terletak pada skala 0 ialah hitam, sedangkan tingkat yang paling tinggi ialah putih, yang terletak pada skala 10. Ostwald membagi tingkatan gelap terang menjadi 8 tingkat. Warna kuning terasa lebih terang mendekati putih daripada warna ungu gelap yang kea rah hitam.

Penggunaan unsur gelap terang yang paling kontras adalah pada karya desain hitam putih. Teknik gelap terang yang bergradasi halus untuk menyatakan sinar dan bayangan dalam seni lukis dikenal dengan sebutan chiaroscuro (baca: kiaroskuro)

Unsur rupa gelap terang dimanfaatkan untuk nenerapa kepentingan, antara lain:
1. Memperkuat kesan trimatra suatu bentuk

2. Mengilusikan kedalaman atau ruang

3. Menciptakan kontras atau suasana tertentu.


Unsur Rupa Ruang

Unsur rupa ruang lebih mudah dirasakan daripada dilihat. Kita bergerak, berpindah, dan berputar dalam ruang. Setiap sosok bentuk menempati ruang. Jadi, ruang adalah unsur atau daerah yang mengelilingi sosok bentuknya. Ruang sesungguhnya tak terbatas, dapat kosong, sebagian terisi, atau dapat pula penuh padat terisi. Bentuk dan ukuran ruang baru dapat disadari dan dikenali justru setelah ada sosok atau bentuk yang bengisinya atau terdapat unsur yang melingkupinya.

Dalam desain dwimatra atau bentuk dua dimensi, ruang bersifat maya, karena itu disebut ruang maya. Ruang maya dapat bersifat pipih, datar dan rata, atau seolah jeluk, berkesan trimatra, terdapat kesan jauh dan dekat, yang lazim disebut kedalaman (depth). Krdalaman merupakan ruang ilusif, bukan ruang nyata, sebagaimana ruang yang kita rasakan dalam cermin. Ruang nyata dapat ditempati benda dan bersifat trimatra.

Ruang dalam desain dwimatra umumnya dibatasi oleh garis bingkai yang membentuk bidang persegi atau persegipanjang, walaupun dapat dengan bentuk lain. Bidang tempat ruang itu dibatasi, umumnya disebut ruang gambar. Dalam hal tidak dibatasi, misalnya halaman sebuah terbitan yang menjadi ruangnya ialah seluruh muka halaman itu. Bidang gambar dengan sendirinya merupakan ruang tempat unsur-unsur rupa ditata dan dipadukan.

Setiap diisikan unsur rupa, misalnya raut, bentuk dan ukuran ruang berubah. Raut menjadi sosoknya, dan ruang menjadi latarnya. Ruang yang berperan sebagai latar juga dapat dipandang sebagai raut negatif, sedangkan sosoknya yang mengisi ruang, merupakan raut positif. Sebaliknya, ruang yang terisi disebut ruang negatif, sedangkan yang kosong merupakan ruang positif.

Bentuk raut dan bentuk ruang memiliki hubungan timbal balik. Hubungan ruang dan raut sebagai latar dan sosok dapat berubah-ubah atau saling bergantian pada karya desain hitam putih yang taksa.

Selain ruang positif dan ruang negatif, yang menarik dalam bentuk dwimatra, ialah ruang taksa dan ruang yang mustahil. Ruang taksa merupakan ruang semu, ilusif, yang dapat menggambarkan ruang yang bermakna ganda, sebagaimana telah disinggung di atas, karena tidak ada cara yang pasti untuk menafsirkannya. Selain ketaksaan ruang yang dapat ditafsirkan ganda, terdap[at pula penciptaan ruang yang menyajikan situasi ruang yang mustahil karena tidak mungkin ada dalam kenyataan, meskipun benar-benar dirasakan adanya kesan ruang itu. Kemustahilan situasi ruang menyajikan konflik pada pengalaman penglihatan dan membangkitkan tegangan penglihatan, serta memberi kemungkinan daya tarik yang dapat dimanfaatkan oleh perupa.

Kesan kedalam ruang dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain:

Melalui penggambaran gempal

2. Penggunaan perspektif

3. Peralihan warna, gelap terang, dan tekstur

4. Pergantian ukuran

5. Penggambaran bidang bertindih

6. Pergantian tampak bidang

7. Pelengkungan atau pembelokan bidang, dan

8. Penambahan bayang-bayang.

Prinsip-prinsip Desain


1. Prinsip Kesatuan

Kesatuan (unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur rupa yang paling mendasar. Tujuan akhir dari penerapa prinsip-prinsip desain yang lain, seperti keseimbangan, kesebandingan,irama, dan yang lainnya adalah untuk mewujudkan kesatuan yang padu atau keseutuhan. Prinsip kesatuan hendaknya tidak dilihat setara dengan prinsip-prinsip yang lain, karena sesungguhnya kesatuan diperoleh dengan terpenuhinya prinsip-prinsip yang lain. Karena itu kesatuan merupakan prinsip desain yang paling menentukan, sebagai prinsip induk yang membawakan prinsip-prinsip lainnya. Tidak adanya kesatuan dalam suatu tatanan mengakibatkan kekacauan, ruwet, atau cerai berai tak terkoordinasi. Kekacauan yang dapat mengganggu kenyamanan dan mengganggu keindahan selalu dihindari dalam suatu tatanan bentuk atau desain yang bernilai.

Nilai kesatuan dalam suatu bentuk bukan ditentukan oleh jumlah bagian-bagiannya. Kesatuan bukan sekedar kuantitas bagian, melainkan lebih menunjuk pada kualitas hubungan bagian-bagian. Dengan kata lain, dalam kesatuan terdapat pertalian yang erat antar unsur-unsurnya sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, serta tidak perlu adanya penambahan lagi maupun pengurangan dari padanya. Kehadiran suatu bagian ditentukan oleh bagian yang lain, bagian-bagian yang saling mendukung, membentuk satu kebulatan utuh (totalitas) dalam mencapai tujuan atau makna tertentu.

Dalam kaitan ini, apa yang ditemukan dalam bidang psikologi, khususnya yang berkaitan dengan pengamatan atau persepsi, terdapat sejumlah hukum-hukum Gestalt yang menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi totalitas. Hukum Gestalt ini menentukan suatu pola atau asas yang merupakan syarat-syarat atas pengamatan suatu totalitas, yakni adanya hubungan-hubungan dalam suatu keseluruhan yang utuh dari hasil pengamatan visual. Hukum atau asas dimaksud antara lain:

a. Hukum kedekatan

b. Hukum kesamaan

c. Hukum bentuk closure

d. Hukum kesinambungan, dan

e. Hukum gerak bersama


2. Prinsip Keserasian

Keserasian (harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan yang lain, serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan. Susunan yang harmonis menunjukkan menunjukkan adanya keserasian dalam bentuk raut dan garis, ukuran, warna-warna dan tekstur. Semuanya berada pada kesatupaduan untuk memperoleh satu tujuan atau makna.

Menurut Graves (1951) keserasian mencakup dua jenis, yakni keserasian fungsi dan keserasian bentuk. Keserasian fungsi menunjukkan adanya kesesuaian di antara obyek-obyek yang berbeda, karena berada dalam hubungan simbol, atau karena adanya hubungan fungsi. Antara burung hantu dan buku misalnya, dalam kebudayaan masyarakat tertentu memiliki hubungan simbol. Keduanya merupakan obyek yang berbeda baik bentuk, warna, tekstur, dan lain-lain, tetapi karena keduanya berada dalam hubungan simbol, maka dipandang memiliki perpaduan yang serasi. Sudah barang tentu suatu simbol hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan simbol itu, sesuai dengan latar belakang budaya yang dimilikinya.

Adanya hubungan fungsi pada beberapa obyek yang berbeda juga dapat dirasakan adanya keserasian di antara obyek-obyek itu. Tempat sampah, sapu, dan ember, misalnya karena memiliki hubungan fungsi, menjadi tampak serasi meskipun bentuk dan warnanya kontras satu dengan yang lain. Bandingkan misalnya, jika sapu, piring, dan burung dipadukan dalam suatu susunan.

Keserasian bentuk merupakan jenis keserasian karena adanya kesesuaian raut, ukuran, warna, tekstur, dan aspek-aspek bentuk lainnya. Untuk mencapai keserasian bentuk, dapat diperoleh dengan cara memadukan unsur-unsur secara berulang, memadukan unsur-unsur yang memiliki kemiripan, atau memadukan unsur-unsur yang berbeda tetapi terdapat unsur yang mengikat agar perbedaan yang ada tidak tampak bertentangan. Kehadiran unsur pengikat itu menghubungkan kedua unsur yang berbeda, sehingga terdapat hubungan yang bersifat gradual atau beralih. Sebagaimana halnya pada irama yang berulang, keteraturan yang sangat tertib dan seragam dapat menimbulkan kejemuan meskipun berada dalam kesatuan yang utuh. Untuk menghindari hal itu ditempuh variasi, agar keserasian yang didapatkan tampak lebih menarik dan hidup. Agaknya, paduan unsur-unsur yang memiliki kemiripan, baik bentuk raut, tekstur, dan warnanya merupakan kunci penting untuk memberi peluang yang besar akan tercapainya keserasian yang baik.

3. Prinsip Irama

Irama (rhythm) merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Perulangan yang teratur itu dapat berupa jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata. Terulangnya sesuatu secara teratur memberi kesan keterkaitan peristiwa, oleh hukum, sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin (Djelantk, 1999). Oleh karena itu irama mempunyai sifat memperkuat kesatuan dsan keseutuhan.

Dalam kehidupan biologis makhluk di dunia juga banyak yang berirama (ritmis), misalnya pernafasan, denyut jantung, musim berbunga atau berbuah pada tumbuh-tumbuhan yang terjadi secara teratur. Irama yang terlalu tetap dapat menjemukan. Agar suatu irama tidak berkesan monotone (kesenadaan) dan menjemukan, diperlukan adanya peragaman (variasi) dan kontras (contrast), yakni membuat perbedaan secara nyata.

Irama dapat diperoleh dengan beberapa cara, yakni (1) repetitif, (2) alternatif, dan (3) progresif. Feldman (1967) menambahkan dengan jenis irama flowing. Irama repetitif atau irama yang diperoleh secara berulang, menghasilkan irama total yang sangat tertib, monotone dan menjemukan, sebagai akibat pengaturan unsur-unsur yang sama baik bentuk, ukuran, dan warnanya. Bahkan pula corak, arah, jarak, dan kedudukan unsur-unsurnya. Tetapi perulangan dapat dilakukan sebagian, bukan total, sehingga lebih terasa tidak menjemukan. Irama alternatif merupakan irama yang tercipta dengan cara perulangan unsur-unsur rupa secara bergantian; misalnya pengaturan silih berganti antara garis tegak dengan raut lingkaran, antara raut persegi dengan raut bulat, dan sebagainya. Bentuk irama ini lebih menarik bila dibandingkan dengan irama repetitif yang sering tampak membosankan.

Selanjutnya, irama progresif menunjukkan perulangan dalam perubahan dan perkembangan secara berangsur-angsur atau bertingkat. Bentuk irama ini lebih tampak giat, terdapat dinamika, karena perkembangan unsur-unsurnya tidak selamanya tetap. Yang terakhir ialah irama flowing, yakni irama mengalun, suatu bentuk irama yang terjadi karena pengaturan garis-garis berombak, berkelok, dan mengalir berkesinambungan (kontinyu). Terrasering pada sawah di punggung bukit, atau stream line pada raut karya patung yang organis, dapat membangkitkan perasaan irama flowing.

4. Prinsip Dominasi

Dominasi adalah pengaturan peran atau penonjolan bagian lainnya dalam keseluruhan. Dengan peran yang menonjol pada bagian itu maka terjadi pusat perhatian (centre of interest) dan merupakan tekanan (emphasis), karena itu menjadi bagian yang penting dan yang diutamakan. Bagian yang tidak mengambil peran disebut subordinasi. Faulkner, (1966) menyebut prinsip dominasi dengan emphasize, dan De Witt Parker dengan prinsip hierarchy. Dengan adanya dominasi, unsur-unsur tidak akan tampil seragam, setara, atau sama kuat, sehingga saling berebut meminta perhatian, dan tidak saling memisahkan diri melainkan justru memperkuat keseutuhan dan kesatuan bentuk.

Cara-cara untuk memperoleh dominasi ialah dengan melalui: (1) pengelompokkan bagian, (2) pengaturan arah, (3) kontras atau perbedaan, dan (4) perkecualian. Pengaturan bagian dengan cara mengelompokkan unsur-unsur sehingga tampak menggerombol berdekatan sedangkan di bagian lain tidak, dapat membuat bagian itu mejadi pusat perhatiannya. Demikian pula unsur-unsur dapat ditempatkan dan diatur arahnya sedemikian rupa, sehingga mengantarkan perhatian ke bagian tertentu yang menjadi dominasinya.

Perbedaan ukuran raut, corak dan warna dalam suatu susunan dapat menciptakan tekanan atau bagian yang diutamakan. Ukuran unsur rupa yang paling besar di antara unsur-unsur lainnya yang lebih kecil akan menjadi pusat perhatian, demikian pula sebaliknya. Raut lingkaran yang berbeda di antara raut-raut yang organis akan tampak berbeda dan menjadi pusat perhatian. Demikian pula bidang merah terang akan tampak menonjol di antara bidang-bidang lain yang berwarna gelap. Pengaturan kontras akan menjadi daya tarik dalam sebuah komposisi yang hidup.

Dominasi dengan perkecualian menunjuk pada cara membuat bagian yang menonjol karena bagian itu paling lain atau menyimpang dari kesamaan umum. Pengaturan kedudukan raut persegi yang miring di antara raut-raut persegi lainnya akan tampak sebagai perkecualian. Dengan adanya dominasi, perulangan yang seragam akan terhindar dari irama yang menjemukan. Dominasi membuat kejutan sehingga menarik perhatian. Di bagian inilah kekuatan atau intensitas dan makna karya sangat ditentukan.


5. Prinsip Keseimbangan

Keseimbangan (balance) merupakan prinsip desain yang berkaitan dengan pengaturan ”bobot” akibat ”gaya berat” dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Tidak adanya keseimbangan dalam suatu komposisi, akan membuat perasaan tak tenang dan keseutuhan komposisi akan terganggu, sebaliknya, keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga keutuhan komposisi.

Keseimbangan dalam komposisi dwimatra merupakan pengaturan bobot visual, sedangkan dalam komposisi trimatra, tidak saja pengaturan bobot visual, melainkan juga pengaturan bobot aktual, akibat material yang digunakan dan pengaruh gravitasi.

Pengaturan bobot visual ditentukan oleh letak atau kedudukan, ukuran, kualitas warna, bentuk serta jumlah bagian-bagian dalam suatu komposisi. Semakin jauh letak bagian ke arah pinggir bidang gambar, semakin tampak berat bagian itu. Demikian pula semakin besar suatu bagian akan semakin tampak berat. Raut yang kedudukannya di bagian atas, tampak ringan melayang dibanding raut yang sama, bila diletakkan di bagian bawah. Bidang warna gelap tampil lebih berat daripada bidang warna terang yang lebih ringan. Sekelompok raut akan tampil lebih berat daripada satu buah raut saja. Sebuah raut yang amat menarik perhatian, mempengaruhi kesan berat yang berbeda dengan raut-raut lainnya. Beberapa bentuk keseimbangan dengan cara pengaturan berat-ringannya serta letak kedudukan bagian-bagian dapat dibedakan menjadi: (1) keseimbangan setangkup, (2) keseimbangan senjang, dan (3) keseimbangan memancar.

Keseimbangan setangkup (symetrical balance) dapat diperoleh bila bagian di belahan kiri dan kanan suatu susunan terdapat kesamaan atau kemiripan wujud, ukuran dan jarak penempatannya. Bentuk keseimbangan semacam ini disebut pula sebagai bentuk keseimbangan formal. Bentuk-bentuk di alam misalnya kupu-kupu, setangaki daun, sekuntum bunga, dan lain-lain menunjukkan keseimbangan setangkup.

Keseimbangan senjang (asymetrical balance) atau disebut juga keseimbangan informal, memiliki bagian yang tidak sama antara belahan kiri dan kanan tetapi tetap dalam keadaan tidak berat sebelah. Selain mempertimbangkan bobot, Feldman (1967) menyebut keseimbangan senjang dengan memamui perhatian dan kontras.

Keseimbangan memancar (radial balance) merupakan bentuk keseimbangan yang diperoleh melalui penempatan bagian-bagian susunan di seputar pusat sumbu gaya berat. Pada keseimbangan ini, unsur-unsur ditempatkan mengelilingi suatu daerah yang berada di tengah bidang gambar.

6. Prinsip Kesebandingan

Kesebandingan atau proporsi (proportion), bererti hubungan antar bagian atau antara bagian terhadap keseluruhannya. Pengaturan hubungan yang dimaksud, bertalian dengan ukuran, yakni besar kecilnya bagian, luas sempitnya bagian, panjang pendeknya bagian, atau tinggi rendahnya bagian. Selain itu kesebandingan juga menunjukkan pertautan ukuran antara suatu obyek atau bagian dengan bagian yang mengelilinginya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar dicapai kesesuaian dan keseimbangan sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.

Istilah kesebandingan seting dikacaukan dengan skala. Skala lebih menunjuk pada pada pertalian ukuran dengan hal atau keadaan yang sebenarnya. Sedangkan proporsi tidak harus berkaitan dengan hubungan ukuran yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Dalam proporsi dapat dilakukan penyimpangan-penyimpangan, tetapi hubungan ukuran itu tetap menunjukkan hubungan yang serasi, misalnya pada bentuk-bentuk yang mengalami pemiuhan atau distorsi.

Kesan yang sebanding dalam suatu pengaturan unsur-unsur, sesungguhnya amat bertalian dengan kepekaan rasa di dalam membandingkan bagian-bagian, dan ditentukan oleh ukuran yang seimbang. Oleh karena itu keseimbangan suatu susunan dapat memberikan perasaan yang sebanding terhadap bagian-bagian atau kesekuruhannya.

Berbagai upaya untuk menempatkan hubungan ukuran yang dianggap paling memuaskan misalnya dengan membuat nisbah atau perbandingan (ratio) ukuran tertentu secara matematis. Estetika Yunani memandang bahwa keindahan dapat dicapai melalui keselarasan kesebandingan tertentu yang terukur. Bentuk kesebandingan ini dikenal dengan nama Golden section atau golden mean, yakni kesebandingan yang dianggap ideal. Kesebandingan ini diperoleh melalui penerapan dalil-dalil dan rumus matematik yang diwujudkan dalam bentuk nisbah tertentu. Kesebandingan golden section dirumuskan sebagai m : M = M : (m + M). Dalam hal ini m (minor) adalah ukuran bagian yang pendek, dan M (mayor) adalah ukuran yang panjang. Rumus itu juga dapat ditulis sebagai a / b = b / a + b.

Jika kemudian rumus di atas dinyatakan dengan angka, akan menunjuk pada nisbah 1 : 1,618. Apabila angka-angka itu kemudian dibulatkan, maka diperoleh nisbah 5 : 8, 8 : 13, 13 : 21, dan seterusnya.

Kesebandingan golden section merupakan kesebandingan matematis. Serupa dengan golden section, bentuk kesebandingan yang juga bersifat matematis ialah kesetangkupan dinamis (dynamic symmetry). Kesetangkupan dinamis mendasarkan pada perhitungan dengan perbandingan bidang persegi panjang melalui persilangan garis yang tegak lurus terhadap diagonal persegi panjang itu, hingga memotong sisi panjangnya. Dengan cara itu terbentuklah persegi panjang baru yang sebangun, begitu seterusnya. Tentu saja ada kesebandingan yang tetap baik di luar kesebandingan geometris itu.

Bagaimanapun, pertimbangan aspek-aspek kualitas warna, letak, arah dan kedudukan unsur-unsur, serta keseimbangan susunannya, dapat menentukan kesebandingan yang baik.

Wednesday, October 19, 2011

Jika Bahagia sederhana

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥ ♥♥ ♥♥ 

******JIKA BAHAGIA SEDERHANA ****** 

♥♥ ♥♥ ♥♥•.¸¸.•*♥`(¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) 

♥`*•.¸¸.•♥♥ بِسْــــــ...ــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم .。.:* *.:。.✿✿.。.:* *.:。.✿✿.。.:* *.:。.✿✿. ♥♥ [*]

Sayang… Ingatkah pada sebuah waktu dalam pelayaran bahtera rumah tangga kita Bersama kita menghitung sisa gaji sampai akhir bulan Saat kita menyusun menu hari demi hari Di ruang tengah beralas tikar plastik Dan kita berebut menghabiskan sepiring nasi agar tak bersisa esok hari Tapi kita tertawa dan bercengkerama Layaknya pangeran dan putri raja pada sebuah istana Hingga tertidur dihadapan televisi kecil yang masih menyala Sayang… Jika bahagia sesederhana ini Sebenarnya apa yang kita cari? [**] Kawan… Ingatkah pada sebuah titik pada perjalanan kita Saat kita mengumpulkan kepeng-kepeng dari saku lusuh kita Untuk sebungkus nasi berlauk tempe dan tahu Lalu kau minta sesendok sambal gratis Dari penjaga warung yang tersenyum manis Tapi kita semua tertawa Kita makan bak jamuan pesta raja Dan malam pun berlalu walau tanpa kopi Kawan… Jika bahagia sesederhana ini Sebenarnya apa yang kita cari? “Ya Allah berikan Aku sifat qana’ah terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR. Al-Hakim) ***DM-20111011, Pbm; dari bilik sederhana di ruang hati Dalam suatu kisah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: Suatu hari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah digerogoti oleh kemiskinan (lapuk). Tikar membekas di belikat beliau, bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit). Maka air mata ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu meleleh dan ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya sambil melihat air mata ‘Umar yang berjatuhan, “Apa yang membuatmu menangis, Wahai Ibnu Khaththab?” ‘Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!” Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau: “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?” ‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad) Dalam riwayat lain disebutkan, ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.” Lalu, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah” (HR. Bukhari dan Muslim) Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukanlah orang yang kaya itu adalah orang banyak hartanya, akan tetapi yang disebut orang kaya adalah orang yang kaya hati”. (HR. Bukhari) Ungkapan Nabi di atas merupakan landasan dari sifat Qonaah (Merasa cukup atas nikmat Allah). Qanaah merupakan satu dari sifat-sifat terpuji yang harus dimilki oleh setiap Muslim. Lalu apa dan bagaimana Qanaah itu? As Syaikh Ahmad Ar Rifa’i dalam kitabnya yang berjudul Riayatal Himmah Juz akhir berkata: Qonaah menurut bahasa artinya tenang, sedangkan makna terminologi syar’i yaitu tenang hatinya mengharap ridho’ Allah semata serta mengambil dunia seperlunya sesuai dengan kebutuhan, sekira dapat digunakan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Lebih lanjut As Syaikh menegaskan, Al Qoni’u Ghoniyyun walau kana juu’a (Orang yang qonaah itu kaya walaupun ia kelaparan). Orang yang memiliki jiwa qonaah akan selalu menampakkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya tanpa sedikitpun mengharap apa yang bukan menjadi bagiannya. Sehingga rasa bahagia akan menyelinap kedalam hatinya dan terpancar dari mukanya yang penuh kegembiraan. Dia tidak akan pernah mengeluh apalagi memprotes kebijakan Allah Subhanahu wa ta’ala atas dirinya, sebab ia merasa bahwa anugerah Iman, Islam dan Ibadah yang diberikan kepadanya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya tetap tersenyum di dunia dan akherat kelak. Ia akan selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah keadanya pada saat itu. Dengan bersyukur ia akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman hati. Sebuah kenikmatan yang tidak dapat diukur dengan banyaknya harta. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu…”” (QS. Ibrahim: 7) Pandangan hatinya selalu tertuju pada bagaimana ia dapat menjalankan perintah Allah secara totalitas sebagaimana yang di ajarkan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam sembari hatinya senantiasa bergantung pada Fadhol dari Alloh Subhanahu wa ta’ala. Menurutnya harta berupa ilmu dan ibadah lebih berarti dibanding harta yang bersifat kebendaan. Sebab adakalanya harta yang bersifat kebendaan justru akan menyeret sang empunya terjerembab dalam lubang kehinaan yang abadi yaitu neraka. Intinya, qonaah adalah merasa tenang dan terima terhadap apa yang diberikan oleh Allah kepadanya, tidak cinta dunia, tamak, rakus ataupun menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya semata. Islam tidak melarang umatnya mencari kehidupan dunia, akan tetapi dunia haruslah dijadikan sebagai sarana dalam menggapai kebahagiaan Akherat. Itulah yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (QS. Al-Qhashas: 77) Bukan malah menjadikan akherat sebagai kendaraan untuk mencari dunia. Carilah dunia, tapi gunakanlah dunia itu untuk berbakti kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Isa Putra Maryam ‘alaihissalam bersabda kepada hawariyyun (murid-muridnya): “Janganlah kamu menuhankan dunia, niscaya ia akan menjadikan kamu sebagai budak. Lewatilah dunia ini dan jangan kamu meramaikannya. Ketahuilah, pangkal segala dosa adalah cinta dunia. Seringkali hawa nafsu mewariskan kesedihan yang berkepanjangan. Jika dunia bersarang dalam hati seseorang, ia akan meninggalkan tiga perkara; Kesibukan yang tak kenal lelah, kekurangan yang tak kenal puas, dan angan-angan tanpa batas. Dunia itu mencari dan dicari. Orang yang menginginkan akhirat akan dicari oleh dunia, hingga rezeki yang ditentukan untuknya disempurnakan. Adapun orang-orang yang mencari dunia, kelak dunia itu diambil oleh kehidupan akhirat. Hingga ketika maut datang ia akan merampas dunia itu dari lehernya. Wahai para hawariyyun! Relakanlah sedikit dunia, asal kamu selamat dalam agamamu. Janganlah bersikap seperti pecinta dunia yang rela dengan sedikit agama asal mereka menggapai kepuasan dunia” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab ‘Uddatu Ash-Shabirin wa Dzakhiratu asy-Syakirin) Terakhir ada perkataan Imam Ghozali yang sangat terkenal; ”Ad Dunya Dzillun Zail” (Dunia adalah bayang-bayang yang akan menghilang) untuk apa mengejar bayangan kalau kebahagiaan yang hakiki ada didepan mata. Selalu hidup qonaah maka kebahagiaan akan menyambangi setiap detik dalam kehidupan kita. Insya Allah… Wallahu 'Alam Semoga Bermanfaat. ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ 


♫•*¨*•.¸¸¸Share Note's By: David Muhammad .•*¨*•♫ 
♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥: :♥::♥::♥::♥::♥::♥::♥ (´'`v´'`) 

Smoga artikel ini bermanfaat..InsyaAllah `•.¸.•´♫

¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤ღ .¸.•´¸.•*¨) 

(¸.•´ (¸.•´ ♥♥SALAM UHIBBUKUM FILLAH ♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥♫♥♫ 

♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ*¨ *¤.¸¸.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ•♫ 

(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)(♥)

Kisah sepotong Kain Putih

Kisah Sepotong Kain Putih Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini. Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong. Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan. Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli. Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya. Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal, Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita. Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur, Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu. Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko. Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu. Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu. Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir. Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan. Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat, Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan. Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya.~..~

Created by : Renungan Kisah Inspiratif

Monday, October 17, 2011

RENUNGAN & KISAH INSPIRATIF

Seringkali kita mendengar nasihat.
Janganlah membenci seseorang karna Allah Maha Pemaaf.
Dan seringkali pula kita membaca artikel tentang kebencian yang isinya seorang guru menyuruh muridnya membawa kentang rebus sebanyak kebencian pada orng yg kita benci. Pada akhrnya kentang-kentang itu akan membusuk dan berbau tak sedap. Itulah hakikatnya kebencian yang menggerogoti hati
====
Padahal
... ====

1 Kebencian, berasal dari 1 kesalahan
Dan 1 kesalahan jika tak dibenarkan maka selamanya akan bengkok.

Jika anak TK bersalah tentu saja disuruh membawa kentang rebus kemana-mana akn dibw hngga seminggu kemudian

Akan tetapi orng dewasa yang bijak jika bersalah dan disuruh membawa kentang, maka ia akan membuat kentang itu agar tidak busuk misal dibuat kripik atau diawetkan agar tak membusuk, intinya tidak akan membiarkan kesalahan berlarut-larut hngga menyebabkan luka dihati sesama.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Filosofi Sukses bagi saya adalah sukses adalah hak saya. Hak anda, hak semua yang sadar, yang mau berjuang..Selama kita mengerti hak kita untuk sukses. Pasti nasib dapat dirubah...Setiap org yang mau berhasil. Siap bahwa ada pintu gagal di samping anda. Arahkan setiap kali kita mengarahkan mental yg kaya mental setiap hari. Kaya mental itu apa? yaitu kedisiplinan, integritas,tanggungjawab, kemauan..., kerjasama, kekompakan, ringan tangan, motivasi. Itu yang diarahkan setiap hari. Sedikit maksa. Karena apa?? Untuk membangun kebiasaan yang baik, tidak mudah. Maka saya sering bicara ”Kalau anda lunak thd diri anda, hidup akan menjadi keras. Kalau anda keras thd diri anda, hidup akan menjadi lunak” (Andrie Wongso)==
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berfikir
itu pasti, ketika manusia menjatuhkan pada sebuah pilihan untuk
merangkai seni dlm sejarah kehidupan yg takkan pernah terbatas oleh
dinamika nalar berfikirnya. Memahaminya bukan lah pekerjaan yg mudah.
Ada proses yg akan kita lalui.
Melaluinya adalah pilihan kita, bukan pilihan orang lain dan Menatanya adalah keinginan kita, bukan karena orang lain.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
ºCinta...
Seperti mutiara yang semakin bercahaya.
Bahkan lebih ketika mahar keimanan menjadi satu pondasi.
Bukan lagi berkata, aku ingin dan aku mau
Karena cinta telah mengajarkan kita tentang keindahan
... Hanya sejauh mana kita mau Belajar menjadi sang pecinta sejati.
Cinta yang halalºff01º

Cinta..
Bagai mutiara yang tersembunyi dibalik karang.
Putih, bersih dan suci diatas mahligainya
Menjadi satu isyarat tentang sebuah makna.
Dalam keutuhan azzam yang membentang.

Cinta....
Aku ingin cinta yang putih, bersih dan suci.
Bahkan lebih dari itu tentang cinta
Cinta yang berharga dalam Bilangan Asma Nya.
Cinta yang tak hanya sekedar duniawi.
Aku ingin cinta yang halal bersama dalam setiap keberkahanNya.
Pun engkau, akan menjadikannya semakin berwarna.
Dalam putihnya hati nurani.
Cinta yang halal...
Berapa banyak dari kita yang mengharapkannya.
Sehingga bukan lagi untuk menghalalkan segala cara.
Karena cinta mengajari kita mengerti dan memahami.
Tentang arti sebuah keikhlasan.

Seberapapun engkau, aku dan kamu.
Milikilah cinta diatas cinta yang benar.
Berpijak pada satu kekuatan yang satu.

Biarlah...semua akan indah pada waktunya.
Tentang cinta yang halal.
Tentang kedewasaan cinta nya, cintaku dan cintamu .
Diatas jalan yang halal.
dan berakhir dengan keberkahannya...
Semoga....
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semua kebaikan yang berjalan lambat, pantas untuk dicurigai sebagai keburukan yang menyamar.Keburukan membisikkan kalimat-kalimat yang paling ramah kepada hati yang peragu, yaitu untuk berhati-hati, untuk memikirkan dengan matang, dan untuk menunda jika bisa ditunda.Berhati-hati karena bijak, tidak bisa disamakan dengan lambat karena takut.Lambat karena alasan tak berdasar, adalah pengerdilan hidup.Marilah kita bersegera bergerak menuju kebaikan, karena keburukan dan kelemahan hidup menyukai orang yang malas(Mario Teguh)==
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Duhai saudari muslimahku..

Pantaskah disebut cantik ketika merubah ciptaan Allah dengan mencukur alis dan memakai wig?

Pantaskah disebut cantik ketika wajah ayu ciptaanNYA dipolesi dengan make up warna warni yang berlebihan, justru akan menutupi garis keayuannya?
...
Pantaskah disebut cantik ketika keluar rumah mengenakan pakaian transparan, rok ketat, atau baju you can see? Yang akan menarik perhatian kaum adam non muhrim?

Pantaskah disebut cantik ketika membiarkan kuku tumbuh dan memanjang seperti cakar binatang buas?

Duhai saudariku, cantik itu semua orang ingin memilikinya. Akan tetapi jika berlebihan mempercantik diri hanya akan sia-sia. Mempercantik hati lebih utama ^_^..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Manusia yang hidupnya tidak ada Al-qur’an di dalam hatinya adalah bangkai-bangkai berjalan dan penduduk kuburan yang berkeliaran. (Ust.Bachtiar Nasir)==

----------------------------------------------------- ------------------------------------------------------


Bismillah.

Kita dilarang untuk mencabut bulu alis atau bulu kening. Dasarnya adalah hadis dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat al-mutanammishat, al-mustausyimat, dan al-mutafallijat.” (H.R. Bukhari, Abu Daud, dan An-Nasa’i)

Keterangan:
...

* Al-Mutanammishat: Wanita yang minta agar bulu keningnya dicabut. Orang yang mencabut (tukang salon) disebut “namishah“.

* Al-Mustausyimat: Wanita yang minta agar ditato.

* Al-Mutafallijat: Wanita yang mengikir giginya agar kelihatan cantik.

Wallahua’lam.

Sunday, October 16, 2011

Kisah Bijak Para Sufi: Raksasa dan Sufi

Seorang Guru Sufi sedang berkelana seorang diri melewati daerah pegunungan yang tandus, tiba-tiba ada raksasa perampok menghadangnya, "Akan kuhabisi kau," ancam makhluk itu.

"Begitukah? Coba kalau bisa," jawab Sang Guru, "Aku lebih kuat dari dugaanmu, dan akan mengalahkanmu."

"Banyak cakap," kata raksasa itu. "Kau seorang Guru Sufi, hanya mengerti hal-hal spiritual. Mana mungkin kau bisa menghentikanku, sebab tenagaku dahsyat dan aku tiga puluh kali lebih besar darimu,"

"Kalau kau sungguh ingin adu kuat," tantang Sufi itu, "Mari kita lihat siapa yang sanggup memeras air dari batu."

Diambilnya batu kecil dan diberikannya kepada setan itu. Betapa kerasnya mencoba, raksasa itu gagal. "Hal itu mustahil, tak ada air dalam batu ini. Tunjukkan padaku jika ada."

Dalam keadaan remang-remang, guru itu menggenggam batu itu, mengambil sebutir telur dari sakunya, lalu membenturkan keduanya; ia bersikap seolah-olah sedang memeras batu. Raksasa itu ternganga: sebab orang sering kali takjub pada hal-hal yang tak mereka pahami, dan benar-benar menilainya tinggi, lebih tinggi dari semestinya.

"Aku harus memikirkan kembali peristiwa ini," kata raksasa itu, "Singgahlah sebentar saja di guaku, malam ini kujamu kau!"

Sang Sufi mengikutinya ke sebuah gua yang luas sekali, penuh dengan barang-barang berharga milik ribuan musafir yang terbunuh oleh raksasa itu, laksana keadaan dalam gua Aladin.

"Berbaring dan tidurlah di sampingku," kata raksasa itu, "Besok pagi baru kita berbincang-bincang." Makhluk itu juga berbaring dari sekejap tertidur pulas.

Guru itu—menyadari adanya muslihat—bergegas bangkit dan bersembunyi di tempat yang aman dari raksasa itu. Sebelumnya, ia mengatur tempat tidurnya agar tampak seakan ia masih rebah.

Tidak lama kemudian, raksasa itu bangun. Dengan sebelah tangan, dipungutnya batang pohon yang ada di dekat tempat itu, lalu tiba-tiba dihantamkannya batang pohon itu sebanyak tujuh kali dengan keras pada sosok di tempat tidur sang Sufi. Kemudian, ia tidur lagi.

Guru itu kembali ke tempatnya, berbaring, dan berseru pada raksasa itu, "Hoi raksasa! Memang gua ini nyaman, tetapi seekor nyamuk telah menggigitku tujuh kali. Lakukanlah sesuatu untuk menangkap nyamuk itu."

Keluhan ringan tersebut menggentarkan si raksasa dan muncul keraguan untuk menyerang Sufi itu lagi. Bagaimanapun, bila seorang dipukul tujuh kali sekuat tenaga dengan batang pohon oleh raksasa, orang itu seharusnya sudah...

Pagi harinya, raksasa itu melemparkan sebuah kantong air dari kulit lernbu pada Sang Sufi lalu berkata, "Pergilah mengambil air untuk sarapan, supaya kita bisa minum teh."

Alih-alih menggunakan kantong air itu (yang tentu sangat berat untuk diangkat), guru itu berjalan ke sungai yang terdekat dan mulai menggali saluran kecil menuju gua.

Raksasa sudah kehausan, dan bertanya "Mengapa kau tidak bawa airnya?"

"Bersabarlah, temanku. Aku sedang membuatkanmu saluran air. Dengan begitu, air segar akan langsung menuju mulut gua, dan kau tidak usah lagi minum air dari kulit lembu."

Tetapi raksasa itu pun sudah terlampau haus untuk menunggu. Ia pergi ke sungai dan mengisi sendiri kantong airnya. Ketika teh selesai dibuat, ia minum beberapa galon, dan kemampuan berpikirnya jadi lebih baik. "Jikalau kau memang demikian perkasa—dan sudah kusaksikan itu—tak sanggupkah kau menggali saluran itu secepat mungkin, bukannya jengkal demi jengkal?"

"Sebab," kilah guru itu, "Sesuatu yang berharga barulah sungguh-sungguh berharga bila dilakukan dengan upaya sekecil mungkin. Semua hal punya ukuran upaya masing-masing. Dan aku melakukan upaya seminim mungkin untuk menggali saluran ini. Lagipula, aku tahu bahwa kau adalah mahluk yang terpenjara dalam kebiasaan sehingga kau akan selalu menggunakan kantor air dari kulit lembu."

Saturday, October 15, 2011

Sejarah penciptaan huruf jenis Times New Roman

Menyebut Times New Roman, tentu banyak orang yang tahu. Jenis huruf ini digunakan sebagai standar huruf dalam dunia pengetikan. Keberadaannya dikenal luas oleh orang dari berbagai kalangan profesi. Namun, seberapa banyak di antara kita yang mengetahui sejarah penciptaan huruf jenis Times New Roman ini?

Huruf ini dirancang oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Stanley Morrison. Ia lahir pada tanggal 6 Mei 1889 di Wanstead, Inggris. Stanley tumbuh sebagai figur yang tidak memiliki pengetahuan tentang percetakan, namun di kemudian hari ia menempati banyak posisi penting di dunia tersebut. Pengetahuannya yang banyak dalam hal tipografi didapatkan sejak menjadi anggota percetakan The Pelican Press.
Kecintaannya pada Tuhan membuatnya banyak membaca buku-buku religius, bahkan karya tipografinya yang pertama juga ditujukan untuk gereja. Setelah keluar dari The Pelican Press, ia bekerja untuk Cloister Press di Manchester. Banyak desain-desain terbaiknya dihasilkan saat ia bekerja di perusahaan ini. Lagi-lagi, karyanya banyak mencerminkan latar belakang gereja katolik, hal ini terlihat pada ilustrasi dan berbagai macam dekorasi yang ia gunakan. Karena ia sangat membenci perang, gerakan antiperangnya membuat ia sempat dipenjara selama empat tahun (1914-1918).
Berawal dari Surat Kabar “Times”
Selama kurang lebih 30 tahun (1929-1960) Stanley Morrison menjadi konsultan huruf untuk koran The Times di London, Inggris. Sebagai konsultan huruf, pada tahun 1931 ia mengatakan pada Times, ”The Times merupakan koran yang telah memiliki pelanggannya sendiri, kita memerlukan sebuah huruf yang tidak sama dengan barang dagangan pada umumnya, huruf itu harus baik pada dasarnya, namun juga mencerminkan kekuatan dari garis, konsistensi, dan ekonomis bagi The Times”.
Karena kata-katanya itulah, 3 Oktober 1932 menjadi hari pemasaran jenis huruf “Times” ke khalayak ramai, karena pada hari itu untuk pertama kalinya koran The Times dicetak dengan menggunakan jenis huruf yang dinamai seperti koran itu sendiri. Stanley Morisson bukan satu-satunya orang yang berada di balik layar kesuksesan huruf tersebut. Ia juga dibantu temannya bernama Victor Lardent sebagai orang yang menggambar rancangan huruf ini.
Huruf bernama Times ini dengan cepat menjadi sangat populer pada masa itu, banyak digunakan di koran, majalah, maupun buku laporan tahunan perusahaan. Huruf ini didaftarkan lisensinya ke The Monotype Corporation di Inggris, namun juga didaftarkan ke perusahaan lisensi Linotype di Amerika, karena koran The Times banyak mendaftarkan lisensi dari produk-produknya ke Linotype. Akhirnya, pada tahun 1945, The American Linotype Company mendaftarkan nama dagang ”Times Roman” secara terpisah, bukan sebagai bagian dari The Times ataupun Monotype. Di sinilah terjadi perbedaan nama untuk penggunaan huruf ini dalam komputer. Linotype dan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya seperti Adobe dan Apple Macintosh menggunakan nama ”Times Roman”, sedangkan Monotype dengan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya seperti Microsoft menggunakan nama “Times New Roman”.
Pada era ’80-an, Monotype mendesain ulang Times New Roman dan mengklaim bahwa huruf yang di desain ulang ini lebih baik daripada Times Roman yang dimiliki Linotype. Karena tidak mau kalah, pada periode waktu yang berdekatan, Adobe-Linotype juga meluncurkan seri baru dari huruf Times, yang tentu saja mereka mengklaim huruf yang baru juga lebih baik dibanding huruf milik Monotype. Pada kenyataannya, sebagian atau mungkin seluruh pengguna huruf ini tak akan menyadari atau bahkan tak akan mempermasalah kan perbedaan di antara keduanya walaupun huruf-huruf tersebut dicetak sangat jelas dengan ukuran 10 pt dalam resolusi tinggi 300 dpi.
Lepas dari berbagai pertentangan di atas, terbukti bahwa Stanley Morrison telah berhasil menciptakan huruf yang baik dengan ciri khasnya tersendiri sehingga jenis huruf ini terus dikenang dan digunakan oleh banyak kalangan hingga saat ini. Ia meninggal pada 11 Oktober 1967 di London, Inggris.

Friday, October 14, 2011

KISAH PAK TUA YANG ISTIQOMAH

Bapak Sadi adalah sosok kakek yang terdapat keteladanan pada dirinya. Dalam keadaannya yang sudah renta ia masih senantiasa memiliki ghirah (semangat) dalam beribadah. Shalat 5 waktu dikerjakannya di awal waktu ketika adzan terdengar berkumandang. Karena kerentaannya memang beliau sudah tidak kuat lagi berjalan jauh untuk mendatangi mushola tetapi beliau lakukannya di rumah, kecuali shalat jum’at beliau masih memiliki semangat untuk berangkat ke Masjid.

Karena masjid yang ada untuk melakukan sholat Jum’at ada di Desa tetangga yang jaraknya lebih kurang 1 kilo meter dari rumah Bapak Sadi. Selain shalat 5 waktu itu, beliau juga senantiasa melaksanakan shalat dhuha dan membaca Al-Qur’an di setiap pagi dan sore hari. Al-Qur’an yang beliau baca itu selalu ada di atas meja tamu, dan memang beliau biasa membacanya di ruang tamu. Dan pemandangan itu sangat jelas dari depan teras.

Dalam waktu yang sudah memasuki usia senja beliau benar-benar memanfaatkan waktunya untuk tidak melewatkan ibadah yang masih sanggup beliau lakukan. Itu beliau lakukan bukan karena usia yang sudah memasuki usia senja, tetapi memang semasa mudanya beliau juga adalah orang yang selalu mencoba untuk berbuat baik dan beramal sholeh.

Subhanallah... ada keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada Bapak Sadi. Ketika musim kemarau datang, kemarau yang berkepanjangan, sumur-sumur warga desa menjadi kering. Tidak ada sumber air untuk keperluan sehari-hari, tetapi tidak jauh di belakang rumah Bapak Sadi tetap mengalir sumber mata air. Yang hampir semua warga Desa mengambil keperluan airnya dari sumber mata air tersebut. Untuk keperluan mandi dan juga mencuci pakaian.

Yang mengatakan ada keberkahan itu adalah Ustadz Samson Rahman, penterjemah buku Best Seller La Tahzan. Ustadz Samson Rahman adalah suami dari salah satu cucu Bapak Sadi.

Mari mencoba untuk intropeksi diri, berkaca pada seorang Bapak Sadi, seorang kakek yang hampir satu abad hidup di dunia ini, yang tetap dalam ghirah (semangat) beribadah walaupun telah renta badan termakan usia, walaupun telah putih seluruh rambut tak bersisa hitam, walaupun telah keriput kulit tak lagi kencang, walaupun terkadang datang sakit-sakitannya seorang tua. Bagaimana dengan saya yang masih muda dalam usia, yang masih hitam seluruh rambut, yang masih kencang kulit menutupi tulang, yang masih banyak sehat daripada sakitnya. Seharusnya ghirah (semangat) beribadah yang ada pada diri ini, haruslah melebihi ghirah (semangat) seorang kakek tua, Bapak Sadi.

Teringat akan sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR. Ahmad). Semoga sisa nikmat umur yang entah sampai kapan akan diberikan-Nya, tergunakan dalam rangka untuk senantiasa berbuat baik dan beribadah kepada-Nya. Untuk menyongsong hari yang pasti, hari dimana ajal kan datang menghampiri, dan setiap manusia di dunia ini tanpa terkecuali akan merasakannya.

Tiada daya kekuatan setiap hamba dalam menjauhi maksiat, dan tiada daya kekuatan setiap hamba dalam melakukan keta’atan, kecuali atas pertolongan-Mu Ya Allah. Laa haw laa Walaa Quwwataa Illa Billahi ’Aliyil ’Adzim. Amiin...

DO'A MUSTAJAB-DIKALA MERASA GALAU DAN SEDIH TAK MENENTU

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي

Allaahumma innii 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatik, naashiyatii biyadik, maadlin fiyya hukmuk, 'adlun fiyya qadlaa'uk, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahuu fii kitaabika, au 'allamtahu ahadan min khalqika, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka, an taj'alal Qur'aana rabii'a qalbii wanuura shadrii wajalaa'a huzni wa dzahaaba hammii

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."

Doa di atas didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Mas'ud radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) . . . melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan.

Ibnu Mas'ud berkata, "Ada yang bertanya, 'Ya Rasulallah, bolehkah kita mempelajarinya?' Beliau menjawab, 'Ya, sudah sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya'." (HR. Ahmad dalam Musnadnya I/391, 452, Al-Hakim dalam Mustadraknya I/509, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya VII/47, Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2372, Al-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir no. 10198 –dari Maktabah Syamilah-. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim, keduanya banyak menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka. Juga dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar dan dishahihkan oleh Al-Albani  dalam al-Kalim al Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Shahihah no. 199.)

Apabila yang Berdoa Seorang Wanita

Bentuk lafadz doa di atas untuk mudzakar (laki-laki), Ana 'Abduka (aku hamba laki-laki-Mu), Ibnu 'Abdika Wabnu Amatik (anak laki-laki dari hamba-laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba perempuan-Mu).  Kalau yang berdoa adalah laki-laki tentunya lafadz tersebut tepat dan tidak menjadi persoalan. Namun, bila yang berdoa seorang muslimah, apakah dia harus mengganti lafadz di atas dengan bentuk mu'annats (untuk perempuan), yaitu dengan Allaahumma Inni Amatuk, Ibnatu 'Abdika, Ibnatu Amatik (Ya Allah aku adalah hamba wanita-Mu, anak perempuan dari hamba laki-laki-Mu dan anak perempuan dari hamba perempuan-Mu)?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang seorang wanita yang mendengar doa di atas, tapi dia tetap berpegang dengan lafadz hadits. Lalu ada yang berkata padanya, ucapkan, "Allahumma Inni Amatuk . . . ." namun dia menolak dan tetap memilih lafadz dalam hadits, apakah dia dalam posisi yang benar ataukah tidak?
Kemudian beliau menjawab, "Selayaknya dia mengucapkan dalam doanya, "Allahumma Inni Amatuk, bintu amatik  . . ." dan ini adalah yang lebih baik dan tepat, walaupun ucapannya, 'Abduka, ibnu 'abdika memiliki pembenar dalam bahasa Arab seperti lafadz zauj (pasangan; bisa digunakan untuk suami atau istri-pent), wallahu a'lam." (Majmu' Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah: 22/488)

Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah pernah juga ditanya tentang cara berdoanya seorang wanita dengan doa tersebut. Apakah wanita itu tetap mengucapkan, "wa ana 'abduka wabnu 'abdika" (dan saya adalah hamba laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba laki-laki-Mu) ataukah harus mengganti dengan, "Wa ana amatuk, ibnu 'andika atau bintu 'abdika"?

Beliau rahimahullah menjawab, "Persoalan ini luas Insya Allah, Persoalan dalam masalah ini luas. Apabila wanita itu berdoa sesuai dengan hadits, tidak apa-apa. Dan jika berdoa dengan bentuk yang ma'ruf bagi wanita, Allahumma innii amatuk, wabnutu 'abdika, juga tidak apa-apa, semuanya baik



Doa di atas mengandung persoalan-persoalan pokok dalam akidah Islam di antaranya:

1. Rasa gundah dan sedih yang menimpa seseorang akan menjadi kafarah (penghapus dari dosanya) berdasarkan hadits Mu'awiyah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِي جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang mukmin pada tubuhnya sehingga membuatnya sakit kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Ahmad 4/98, Al-Hakim 1/347 dan beliau menyatakan shahih sesuai syarat Syaikhain. Imam al-Dzahabi menyepakatinya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Shahihah 5/344, no. 2274)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata dalam Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri yang mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggantikan dengan yang lebih baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu dengan sebab itu. Sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga, bila musibah itu terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:

a. Dia mengingat pahala dan mengharapkannya, maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar dan ridha terhadap musibah).

b. Dia lupa (akan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala), maka akan sesaklah dadanya sekaligus menjadikannya lupa terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
Apabila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau larut dalam kesedihan karena kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, tak akan akan berlalu tanpa arti.
Dengannya Allah akan memberi pahala dan menghapuskan dosamu. . .
Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi seseorang yang tertimpa musibah: beruntung dengan mendapatkan penghapus dosa dan tambahan kebaikan, atau merugi, tidak mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan murka Allah Ta’ala karena dia marah dan tidak sabar atas taqdir tersebut.”

2. Kedudukan ubudiyah merupakan tingkatan iman tertinggi. Karenanya, seorang muslim wajib menjadi hamba Allah semata dan senantiasa beribadah kepada-Nya, Dzat yang tidak memiliki sekutu. Hal ini ditunjukkan lafadz, Inni 'Abduka Wabnu 'Abdika Wabnu Amatik (Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu).
Kedudukan ubudiyah merupakan tingkatan iman tertinggi. Karenanya, seorang muslim wajib menjadi hamba Allah semata dan senantiasa beribadah kepada-Nya, Dzat yang tidak memiliki sekutu.
3. Semua urusan hamba berada di tangan Allah yang diarahkan sekehandak-Nya. Dan masyi'ah (kehendak) hamba mengikuti kehendak Allah. hal ini ditunjukkan oleh lafadz, Naashiyatii biyadik (Ubun-ubunku berada di tangan-Mu).

4. Allah yang berhak mengadili dan memutuskan perkara hamba-hamba-Nya dalam perselisihan di antara mereka. Hal ini ditunjukkan oleh lafadz, 'Adlun fiyya qadla-uka (Ketetapan-Mu adil atas diriku). Allah Ta'ala berfirman,

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, . ." (QS. Yuusuf: 40)

5. Ketetapan takdir-Nya adil dan baik bagi seorang muslim. Jika dia mendapat kebaikan, bersyukur, dan itu baik baginya. Sebaliknya, bila tertimpa keburukan (musibah atau bencana) dia bersabar, dan itupun baik baginya. Semua perkara orang mukmin itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh ornag beriman. (HR. Muslim)

6. Anjuran untuk bertawassul dengan Asmaul Husna (Nama-nama Allah yang Mahaindah) dan sifat-sifatnya yang Mahatinggi. Allah perintahkan sendiri bertawassul dengannya dalam firman-Nya,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

"Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu . ." (QS. Al-A'raaf: 180)

7. Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya adalah tauqifiyyah yang tidak diketahui kecuali melalui wahyu. Allah sendiri yang menamakan diri-Nya dengan nama-nama tersebut dan mengajarkannya kepada para hamba-Nya.

8. Nama-nama Allah tidak terbatas pada 99 nama. Hal ini ditunjukkan oleh lafadz, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka (atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu).
Sedangkan hadits yang menerangkan jumlah nama Allah ada 99,

إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghafalnya pasti masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim) Menurut imam al-Khathabi dan lainnya, maknanya adalah seperti orang yang mengatakan "Saya memiliki 1000 dirham yang kusiapkan untuk sedekah," yang bukan berarti uangnya hanya 1000 dirham itu saja. (Majmu' Fatawa: 5/217)

9. Al-Qur'an memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Keberadaannya laksana musim semi bagi hati orang mukmin, memberi kenyamanan pada hatinya, menjadi cahaya bagi dadanya, sebagai pelipur kesedihannya, dan penghilang bagi kesusahannya. Hal ini menunjukkan kedudukan Al-Qur'an yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia, baik individu, masyarakat, atau suatu umat.

10. Siapa yang datang kepada Allah pasti Allah akan mencukupkannya, siapa yang menghaturkan kefakirannya kepada Allah, Dia pasti mengayakannya. Siapa yang meminta kepada-Nya, pasti Dia akan memberinya. Hal ini ditunjukkan lafadz hadits, "Melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kesusahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan."

11. Wajib mempelajari Al-Sunnah dan mengamalkan serta mendakwahkannya. Sesungguhnya Sunnah memuat petunjuk kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan oleh kalimat di ujung hadits, "Ya, sudah sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya." Wallahu a'lam bil Shawab.

Tuesday, October 11, 2011

INILAH SEJARAH KAPAL TITANIC YANG MELEGENDA

Sejarah Kapal Titanic - Semua orang pasti tahu dan pernah nonton Titanic, menarik bukan? Aslinya, Titanic sendiri merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic, Olympic dan yang akan dibuat Britannic (pada awalnya dinamakan Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter(60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal Olympic.
Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS dan juga sebagai kapal uap – SS (Steam Ship). Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua. Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang “hampir tidak mungkin tenggelam.” Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air. Apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.